Upacara yang Terdapat dalam Budaya Suku Tengger

Upacara yang Terdapat dalam Budaya Suku Tengger – Suku Tengger merupakan masyarakat yang berasal dari dataran tinggi starlight princes 1000 Bromo-Tengger-Semeru. Mereka juga biasa disebut orang Tengger. Penduduknya menempati wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Bagi orang Tengger, Gunung Bromo atau yang juga disebut Gunung Brahma diyakini sebagai gunung suci. Setiap tahun, masyarakat Tengger mengadakan sebuah upacara Yadnya Kasada di bawah kaki Gunung Bromo, tepatnya di Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung.

Upacara tersebut setahun sekali digelar pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama tanggal 14 atau 15 pada bulan kasada atau bulan ke-12 menurut penanggalan tradisional Tengger. Pada hari Yadnya Kasada, masyarakat Tengger akan menghaturkan persembahan berupa sesajen bernama ongkek untuk Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Batara Brama dan para leluhur. Seiring dengan berlangsungnya tradisi tersebut, maka kawasan Gunung Bromo pun ditutup untuk wisatawan domestik maupun mancanegara karena upacara sakral ini tertutup untuk pengunjung. Meski demikian, wisatawan bisa masuk sampai ke kawasan Cemoro Lawang.

Entas – Entas

Menurut jurnal Fotografi Dokumenter Ritual Adat Entas-entas Suku Tengger di Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur oleh Fridolin Raraswar, entas-entas adalah ritual adat masyarakat Tengger yang bertujuan menyucikan roh nenek moyang yang telah meninggal dunia. Ritual ini berlangsung selama 3-4 hari diawali dengan Andeg-Andeg, Sedekah, Klakah, Menduduk, Kayopan Agung, Nglukat, dan diakhiri Wayon yang masing-masing mempunyai makna tersendiri.

Misalnya, pelaksanaan Nglukat ditujukan untuk menyucikan arwah nenek moyang yang disimbolisasikan sebagai pembakaran petra (orang-orangan) di pedayangan. Jumlah petra mengikuti jumlah leluhur yang akan dientaskan. Ritual ini dipimpin seorang Dukun Pandita. Pemilihan tanggal pelaksanaan ritual akan diadakan saat pihak keluarga sudah siap secara finansial karena ritual ini membutuhkan banyak persiapan dan sesaji.

Upacara Unan-unan

Upacara unan-unan adalah upacara adat yang diadakan setiap 4-5 bulan sekali. Upacara ini digelar dengan tujuan “Ayu Lumahing Bumi dan Kureping Langit” atau mempercantik permukaan bumi dan di bawah langit. Upacara ini dipimpin seorang dukun. Setiap desa mempunyai dukun atau pendeta yang berperan sebagai pemimpin upacara keagamaan. Dukun ini biasanya dilantik bersamaan dengan pelaksanaan Yadnya Kasada. Upacara ini bertujuan membersihkan desa dari gangguan makhluk halus. Sekaligus menyucikan kembali arwah-arwah yang belum sempurna, sehingga mereka dapat kembali ke alam asal yang sempurna.

Perlengkapan upacara adat ini meliputi nasi 100 takir, sirih kayu, pisang ayu, jambe ayu, sate korban 100 biji, racikan 100 buah, dan kepala kerbau. Dalam pelaksanaannya, seorang dukun akan membacakan sebuah mantra menggunakan bahasa Sansekerta. Kemudian, pemberangkatan sesajen diiringi dengan gamelan ketipung menuju punden atau tempat makam para leluhur. Upacara ini tidak hanya diadakan oleh masyarakat Tengger yang mendiami wilayah Probolinggo, melainkan Malang, Pasuruan, maupun Lumajang.

Upacara Karo

Upacara Karo adalah upacara yang bertujuan memanjatkan puji syukur terhadap Sang Pencipta sepanjang tahun. Ritual ini juga dikenal dengan nama “riyaya” yang menjadi sarana penyucian diri dan penghormatan kepada nenek moyang. Upacara ini sering diselenggarakan masyarakat Tengger di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Rangkaian upacara dilakukan selama 15 hari mulai dari hari ketujuh di bulan Karo atau bulan kedua. Dalam pelaksanaannya, seorang dukun sebagai pemimpin kegiatan ritual adat membacakan mantra yang telah diwariskan oleh leluhurnya. Ritual dimulai dari acara selamatan Ping Pitu dan diakhiri dengan sandranan.

Tugel Kuncung

Ritual Tugel Kuncung wajib slot88 dilaksanakan masyarakat Tengger, khususnya di Dusun Krajan, Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Upacara ini diselenggarakan sebelum seseorang melaksanakan khitanan atau nikahan, dan terkadang bersamaan dengan ritual entas-entas. Upacara ini diawali dengan doa bersama di pura setempat. Kemudian, seorang dukun yang memimpin ritual akan memotong rambut para peserta. Masyarakat Tengger percaya ritual ini bisa menjauhkan dari nasib buruk, dan menghindari berbagai hambatan dalam kehidupan, serta kemakmuran di masa yang akan datang.

Upacara Kasada

Upacara Kasada merupakan bagian dari slot777 login kebudayaan yang dilestarikan masyarakat Tengger yang menghuni wilayah Gunung Bromo. Upacara ini diadakan setiap tahun pada bulan ke-10. berhubungan erat dengan asal-usul nenek moyang orang Tengger yang mendiami lereng Gunung Bromo. Menurut cerita, Jaka Seger dan Rara Anteng melakukan persemedian untuk memohon kepada Dewata agar dikaruniai 25 orang anak. Permintaan itu dikabulkan dengan syarat anak ke-25 harus dikuburkan bagi Dewa Bromo. Ketika beranjak dewasa, Kusuma, anak ke-25 mereka, bersedia menjadi persembahan bagi Dewata. Namun ia memohon satu permintaan agar kelak garis keturunan mereka melakukan persembahan kurban ke kawah Gunung Bromo setiap bulan 10, dan tepat pada bulan purnama.